Sejarah Republik Lanfang Pertama di Nusantara

  • Akhmedi
  • Mar 04, 2020

Sejak Tan Malaka, sang Bapak Republik Indonesia menuliskan nama Negara ini di bukunya Naar De Republik Indonesia kita seolah sudah punya takdir yang tergambar di garis tangan, bahwa Indonesia akan menjadi sebuah republik Negara yang mengurusi kepentingan publik. Tapi bagaimana kalau ternyata di Indonesia sebetulnya telah ada sebuah republik jauh sebelum Negara ini berdiri. Benarkah Lanfang bisa disebut sebagai republik pertama di nusantara?

Sejarah republik lanfang tidak bisa dipisahkan dari migrasi orang-orang tiongkok ke kalimantan barat sejak abad ke-9 secara seporadis dan menetap sebagai pedagang dan petani. Namun, di abad ke-18 migrasi yang lebih signifikan dan teratur barulah terjadi. Kala itu kesultanan mempawah dan kesultanan sambas lah yang mengundang orang-orang dari tiongkok ini untuk datang ke wilayah mereka. Adalah emas yang menjadi alasan orang-orang yang umumnya berasak dari suku hakka ini di undang. Pada era tersebut orang-orang dari suku ini terkenal sebagai yang paling handal dalam menambang dan mengolah emas. Kesultanan mempawah pertama kali mendatangkan orang-orang ini pada tahun 1940, kemudian diikuti oleh kesultanan sambas beberapa tahun kemudian. Berita tentang adanya sumber emas di kalimantan ini kemudian makin banyaknya orang-orang dari tiongkok datang di kalimantan barat. Untuk menaungi aktifitas pertambangan tersebut, lahirah kongsi alias persekutuan dagang. Seiring waktu makin banyak kongsi terbentuk dan munculah persaingan antara yang satu dengan yang lainnya. Konteknya makin rumit karena kesultanan tidak membuat aturan tertentu yang mengatur kongsi-kongsi ini. Mereka hanya di haruskan memberikan 1 kg emas tiap bulan kepada masing masing kesultanan.

Keadaan yang tidak teratur ini menimbulkan banyak gesekan dengan berbagai pihak. Kesulatanan yang mengklaim sebagai penguasa wilayah mengarahkan upeti dan bagi hasil dari hasil penambangan. Penduduk dari suku dayak meras daerah miliknya telah dimasuki pendatang tanpa ijin sehingga melakukan perlawanan. Selain itu persaingan antara para pendatangbru dengan kelompok penambang yang sudah berada di tempat tersebut. Dan yang terakhir adalah pertentangan dengan belanda. Populasi pendatang  ini mencapai ribuan orang dan membengkak menjadi puluhan ribu pada sekitar tahun 1767. Masyarakat di dalam area kongsi menjalani kehidupan seperti di tiongkok. Mereka di beri keleluasaan atau otonomi untuk mengatur dirinya sendiri, termasuk dalam pengangkatan pemimpin, ekonomi hingga mempunyai tentara atau petugas keamanan sendiri. Hingga tahun 1776 jumlah kongsi masyarakat di Tionghoa yang berada di kalimantan barat bertambah menjadi 14 kelompok. Dua belas kelompok diantaranya berada di wilayah kesultanan sambas dengan pusatnya di wilayah montrado. Sedangkan dua kongsi lainnya ada di wilayah kesultanan mempawah dan berpusat di mandor.

Jumlah orang-orang Tionghoa sendiri sudah lebih dari 20 ribu orang. Dari ke-14 kongsi tersebut membentuk aliansi dalam satu kelompok bernama Hee Soon pada tahun 1777 tujuannya adalah untuk memperkuat persatuan sekaligus meminimalisir terjadinya polemik antar kongsi. Inilah embrio berdirinya republik lanfang. Penggagas dibentuknya aliansi persatuan bagi kumpulan kongsi di wilayah kalimantan barat adalah Lo Fang Pak yang baru tiba di sambas pada 1775. Lo Fang Pak memiliki hubungan baik dengan dinasti Qing di tiongkok dan ingin agar perantauan di borneo bersatu dan tidak terpecah belah satu sama lain. Lo Fang Pak yang ahli dalam hal diplomasi berhasil menjalin kedekatan dengan sultan pontianak, Syarif Abdurahman AL Qadri. Pada 1978 kesulatana pontianak dengan bantuan belanda  berhasil merebut kesultanan mempawah. Hee Soon yang di pimpin Lo Fang Pak turut mendukung penyerangan ini. Pada tahun 1793, sultan pontianak memberikan kewenangan lebih luas lagi kepada Lo Fang Pak untuk mengelola kongsi-kongsi yang berada di wilayah kekuasaannya. Repulik Lanfang pun dideklarasikan meskipun masih bernaung di bawah kesultanan pontianak dan sebagian lagi di wilayah kesultanan sambas.

Lo Fang Pak terpilih sebagai presiden dalam semacem pemilihan umum pertama. Status Republik Lanfang seperti negara yang berdiri di dalam wilayah negara lain. Namun ia memperoleh kewenangan yang sangat luas mengelola wilayah dan rakyatnya sendiri. Pemerintah republik lanfang hanya harus membayar upeti bulanan kepada kesultanan pontianak sambas. Republik lanfang juga mendapat pengakuan dari dinasti qing di tiongkok. Beberapa sumber juga menyebut republik lanfang memiliki undang-undang sendiri untuk mengatur berbagai aspek kehidupan rakyatnya, dari tata negara hukum, ekonomi, pendidikan, dan berbagai sektor penting lainnya. Namun menurut budayawan tionghoa hasan karman penyebutan sebagai republik pertama di nusantara adalah kesalahpahaman karena minimnya literatur yang membahas tentang kongsi-kongsi ini. Menurutnya justru belanda lah yang menyebut lanfang sebagai republik karena melihat praktik-praktik demikrasi di wilayah tersebut. Dosen sejarah universitas indonesia Tuty Enoch Muas juga menyabutkan bahwa lanfang tak bisa di sebut sebagai negara karena yang berdaulat adalah kesultanan yang menaunginya. Terlepas dari hal tersebut perjalanan republik lanfang di kalimantan barat erlangsung hingga 107 tahun dalam kurun waktu tersebut republik lanfang telah dipimpin oleh 13 presiden yang dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum sinyal kemunduran republik lanfang mulai terlihat memasuki tahun 1880 seiring dengan semakin kuatnya pengaruh belanda di borneo. Presiden republik lanfang saat itu Liu Ah Sin terpaksa menekan perjanjian di Batavia.

Beberapa kongsi di Republik Lanfang yang tidak setuju dengan perjanjian itu kemudian menyerang Belanda. Akhirnya belanda menggempur republik lanfang dan berhasil menaklukannya pada 1884. Presiden Liu Ah Sin tewas dan membuat republik lanfang mengalami kehancuran total. Rakyat Republik Lanfang yang berhasil meloloskan diri segera mengungsi ke pulau-pulau di seberang separoh dari mereka kemudian membangun persinggahan baru di wilayah yang kini dikenal sebagai singapura. Sekalipun masih mendatangkan perdebatan terkait entitasnya apakah benar sebagai republik atau bukan. Yang jelas sejarah mencatat adanya pertautan budaya dan etnik. Orang-orang dari tiongkok tersebut tak sedikit yang bercampur dengan masyarakat melayu dan dayak lewat jalur perkawinan mungkin itulah alasan mengapa negara ini sangat beragam karena menjadi percampuran dari banyak suku di dunia. Lalu bagaimana menurut kalian? Setujuhkah kalian jika republik lanfang disebut sebagai republik pertama di nusantara? Berikan pendapatmu.

Leave a Reply